Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Minggu, 13 Mei 2012

Kepemimpinan dalam Manajemen Dakwah


Kepemimpinan dalam Manajemen Dakwah
Pemimpin merupakan faktor penentu dalam meraih kesuksesan dalam sebuah organisasi. Sebab pemimpin yang sukses akan mampu mengelola organisasi, dapat memengaruhi orang lain secara konstruktif, dan  mampu menunjukkan jalan serta tindakan yang benar yang harus dilakukan secara bersama-sama.
Para pemimpin harus mampu mengantisipasi perubahan yang terjadi secara tiba-tiba, dapat mengoreksi kelemahan-kelemahan, dan sanggup membawa organisasi kepada sasaran dalam jangka waktu yang telah ditetapkan.
Sementara itu, manajemen adalah suatu proses yang diterapkan oleh individu atau kelompok dalam upaya melakukan koordinasi untuk mencapai suatu tujuan.
Kepemimpinan dakwah harus dilandasi oleh konsep kepemimpinan demokratis yang menerapkan prinsip-prinsip yang berhubungan dengan spesialisasi tugas setiap unit kesatuan, pendelegasian wewenang dan rentang pengawasan yang konsisten. Oleh sebab itu, Pimpinan dakwah harus memandang organisasi dakwah sebagai suatu system.
Menurut  M. Bahri Ghozali, menyatakan didalam kepemimpinan dakwah sangat menghargai aktivitas manusia sebagai penentu keberhasilan untuk mencapai tujuan. Kepemimpinan dakwah sangat menghargai kreativitas individu, untuk mengadakan perubahan, mendorong inovasi, menghargai adaptasi, serta meningkatkan loyalitas dalam proses pengembangan dakwah yang dilandasi rasa optimisme bahwa segala problema dalam kegiatan dakwah dapat diatasi dengan baik.
Kepemimpinan dakwah merupakan konsep yang kompleks dan dinamis. Kompleks, karena melibatkan berbagai komponen, sedangkan dinamis karena berkembang secara bekesinambungan. Dengan demikian, hakikat kepemimpinan dakwah adalah kemampuan untuk memengaruhi dan meggerakkan orang lain untuk mencapai tujuan dakwah.
Berdasarkan asumsi dan postulat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kepemimipinan merupakan dasar yang dimiliki manusia ynag dikenal dengan fitrah dan wujud kemampuan untuk memngaruhi orang lain sehingga orang tersebut mengikuti orang yang diikutinya. Jadi, seorang pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kemampuan dalam suatu kegiatan untuk memengaruhi orang lain sehingga terjadi perubahan sikap pengikutnya.
Dalam kepemimpinan dakwah efektivitas proses kepemimpinan terletak pada pengaruh interaktif antara pemimpin dan pengikutnya. Kepemimpinan yang sukses adalah yang mampu memengaruhi perilaku-perilaku individu dalam kapasitasnya untuk memberikan arahan dan petunjuk, mewujudkan target umat, mengembangkan, membina, dan menjaga kekuatan bangunannya. Ada tiga kekuatan yang ikut menentukan efektivitas beroperasinya kepemimpinan, yaitu:
a.       Faktor pribadi dengan kualitas keunggulannya,
b.      Faktor posisi sehubungan dengan fungsi dan tugas-tugas pemimpin, dan
c.       Faktor situasi dan tempat yang khusus, yang memerlukan tipe pemimpin pula.
Dengan demikian, sifat-sifat dari pemimpin itu harus cocok dan sesuai dengan kebutuhan, serta relevan dengan situasi dan kondisi.
Defenisi Kepemimpinan dalam Konsep Manajememn Dakwah
Dalam kepemimpinan terdapat hubungan antar-manusia, yaitu hubungan memengaruhi (dari pemimpin) dan hubungan kepatuhan-ketaatan para pengikutnya/bahwahan karena dipengaruhi oleh kewibawaan pemimpin. Disini kami akan ungkapkan beberapa defenisi tentang kepemimpinan yang dikutip oleh Fred E. Fiedldler dan Martin M. Chomers, yaitu:
a.       Kepemimpinan adalah aktivitas para pemegang kekuasaan dan pembuat keputusan.
b.      Kepemimpinan adalah langkah pertama yang hasilnya berupa pola interaksi kelompok yang konsisten dan bertujuan untuk menyelesaikan problem-problem yang saling berkaitan.
c.       Kepemimpinan adalah suatu proses memengaruhi aktivitas kelompok dalam rangka perumusan dan pencapaian tujuan.
d.      Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan-khusunya pada spesialisasi di satu bidang, sehingga ia akan mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas tertentu, demi pencapaian satu atau beberapa tujuan. Jadi, pemimpin itu adalah orang yang memillki satu atau beberapa kelebihan sebagai prediposisi (bakat yang dibawa dari sejak lahir), dan merupakan kebutuhan dari satu situasi/zaman, sehingga ia akan meiliki kekuasaan dan kewibawaan untuk mengarahkan dan membimbing bawahan.
e.       Henry Pratt Farichild menyatakan bahwa pemimpin dalam pengertian luas adalah seorang yang memimpin dengan jalan memprakarsai tingkah laku sosial dengan cara mengatur, menggerakkan, mengorganisasikan, dan mengontrol usaha atau upaya orang lain, atau melalui prestise, kekuasaan, dan posisi. Dalam pengertian terbatas, pemimpin adalah orang yang membimbing, memimpin dengan bantuan kualitas-kualitas persuasifnya, dan penerimaan secara sukarela oleh para pengikutnya.

Dari pengertian kepemimpinan yang telah dipaparkan di atas, para ahli manajemen sepakat bahwa kepemimpinan adalah sebagai suatu konsep manajemen dalam kehidupan organisasi yang memiliki posisi sangat strategis dan merupakan gejala sosial yang selalu diterapkan dalam kehidupan kelompok. Kepemimpinan berada pada posisi  yang strategis karena kepemimpinan merupakan titk sentral administrasi dari seluruh proses kegiatan organisasi. Sehingga kepemimpinan memiliki peranan sentral di dalam menentukan dinamika sumber-sumber yang ada.
Di samping memilki kedudukan yang sangat strategis, kepemimpinan juga harus dimiliki oleh orang yang menyampaikan dakwah. Karaena dalam lapangan dakwah akan banyak terjadi interaksi atau kerja sama antara satu dengan yang lain untuk mencapai tujuan.
Sedangkan yang dimaksud dengan kepemimpinan dakwah adalah sikap kepemimpinan yang dimiliki oleh seorang da’i yang mendukung fungsinya untuk menghadapi publik dalam berbagai kondisinya. Oleh karena itu, yang dimaksud dengan kepemimpinan manajemen dakwah adalah suatu kepemimpinan yang fungsi dan peranannya sebagai manajer suatu organisasi atau lembaga dakwah yang bertanggung jawab atas jalannya semua fungsi manajemen mulai dari planning, organizing, actuating, and controlling.

Kepemimpinan sabagai konsep manajemen dakwah dapat dirumuskan sebagai berikut:
a.       Setiap pemimpin haus mampu bekerja sama dengan anggota organisasi tersebut guna mencapai hasil yang telah ditetapkan. Peranan pemimpin adalah memberikan dorongan terhadap para da’i. oleh karena itu, kepemimpinan adalah suatu seni bagaimana orang lain mengikuti serangkaian tindakan orang untuk  mencapai tujuan.
b.      Kepemimpinan sebagai suatu bentuk persuasif dan inspirasi dalam berdakwah. Sebagai suatu kemampuan memengaruhi umat yang dilakukan bukan melalui paksaan melainkan melalui himbauan dan persuasif.
c.       Kepemimpinan adalah kepribadian (sebagai sifat-sifat dan watak yang dimiliki oleh seorang pemimpin yang menunjukkan keunggulan, sehingga memilki pengaruh terhadap bahawannya) yang memilki pengaruh. Dalam kepemimpinan dakwah ini sifat atau nilai-nilai pribadi adalah mengacu pada akhlak Rasulullah yang merupakan sumber utama.
Adapun sifat, cirri, atau nilai-nilai pribadi yang harus dimiliki dalam kepemimpinan manajemen dakwah adalah:
·         Berpandangan jauh;
·         Bertindak dan bersikap bijaksana;
·         Berpengetahuan luas;
·         Bersikap dan bertindak adil;
·         Berpendirian teguh;
·         Optimis bahwa misinya berhasil;
·         Berhati ikhlas;
·         Memilki kondisi fisik yang baik; dan
·         Mampu berkomunikasi.
d.      Kepemimpinan adalah tindakan dan perilaku pemimpin sebagai serangkaian perilaku seorang da’i yang mengarahkan kegiatan-kegiatan bersama.
e.       Kepemimpinan merupakan titik sentral proses kegiatan dakwah dalam kelompok atau organisasi dakwah.
f.       Kepemimpinan dalam organisasi dakwah merupakan suatu bentuk hubungan antara yang dipimipin dan yang memimpin, di mana hubungan tersebut mecerminikan hubungan akibat kewibawaan orang yang memimpin. Dalam hal ini, da’i lebih banyak memengaruhi daripada dipengaruhi.
g.      Kepemimpinan sebagai sarana tujuan. Kepemimpinan memilki kekuatan yang mampu memotivasi dan mengoordinasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
h.      Kepemimpinan merupakan hasil interaksi, kepemimpinan dalam manajemen dakwah merupakan suatu proses hubungan sosial antarpribadi, di mana pihak lain mengadakan penyesuian.
i.        Kepemimpinan adalah sebuah jabatan yang harus berperan dalam suatu tindakan memenuhi pembentukan srtruktur dan interaksi, sebagai bagian dari proses pemecahan masalah umat.
Perlu kita ketahui, bahwa tidak semua pemimpin adalah manajer, maka konsep manajemen dan kepemimpinan memiliki hubungan yang berbeda.kepemimpinan merupakan salah satu bagian dari manajemen. Untuk lebih jelasnya marilah kita perhatikan pendapat John P. Kotter tentang perbedaan antara manajemen dan kepemimpinan sebagai berikut:

NO
Tugas Pemimpin Dakwah
Tugas Manajer Dakwah

1

Mengembangkan visi serta menetapkan arah dan strategi lembaga dakwah untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang dibutuhkan agar mencapai visi.

Menetapkan rencana dan mengalokasikan sumber daya yang ada untuk mewujudkan rencana.

2

Mengomunikasikan tujuan yang ingin dicapai melalui pernyataan dan perbuatan kepada siapa saja yang mungkin diberikan untuk memberikan pengaruhnya bagi pembentukan tim yang memahami visi dan strategi lembaga, serta menerima kebenarannya.

Menetapkan struktur organisasi untuk mencapai persyaratan yang telah direncanakan dan menetapkan orang-orang sesuai dengan struktur yang ada. Mendelegasikan tanggung jawab dan wewenang untuk melaksanakan apa yang telah direncanakan. Menetapkan kebijaksanaan dan prosedur untuk membantu memberikan panduan bagi orang-orang dan menciptakan metode untuk memantau pelaksanaannya.

3

Memberikan motivasi bagi orang-orang untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam perubahan menuju perbaikan, dengan cara memnuhi kebutuhan manusia yang sangat mendasar yang sering tidak terpenuhi.

Memantau hasil-hasil- yang dicapai dan melakukan sebuah identifikasi penyimpangan-penyimpangan yang terjadi, serta membuat perencanaan kegiatan atau aktivitas dakwah dan pengorganisasian dakwah untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada.

4

Menciptakan sebuah perubahan, sering kali dalam taraf yang dramatis, untuk menghasilkan perubahan yang sangat berguna bagi kemajuan perusahaan.

Menciptakan taraf yang telah direncanakan untuk tetap menghasilkan output yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

Kepemimpinan dalam Rangka Manajemen Dakwah

Hubungan antara kepemimpinan, manajemen, dan dakwah merupakan sebuah hubungan sinergis. Hubungan yang terjalin dengan erat antara ketiga elemen ini karena ketiganya merupakan suatu proses yang melibatkan usha kerja sama antara dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam setiap kegiatan organisasi dakwah dalam tingkat dan jenis apapun peranan manajemen dan kepemimpinan akan saling terkait di dalamnya.
Dalam pencapaian tujuan organisasi dakwah, manajemen merupakan sarana utama dari dakwah itu sendiri. Karena pada intinya, manajemen merupakan inti dari kegiatan organisasi dakwah itu sendiri, karena setiap organisasi itu akan memiliki pemimpin atau manajer yang bertanggung jawab terhadap organisasi dalam mencapai tujuan.
Berdasarkan makna tentang kepemimpinan, maka dapat dirumuskan tugas-tugaas seorang pemimpin adalah sebagai berikut:
1.      Mempelopori dan bertanggung jawab atas segala kepemimpinannya.
2.      Merencanakan segala kegiatan
3.      Kondisi program
4.      Evaluasi kerja
5.      Membuat suatu kerja lanjutan
6.      Pemimpin sebagai da’i.
Tugas bagi seorang pemimpin dalam sebuah organisasi itu menurut Stoner diklasifikasikan menjadi delapan macam, yaitu:
1.      Seorang pemimpin memikul tanggung jawab;
2.      Pemimpin harus mampu menciptakan keseimbangan dalam rangka mencapai tujuan;
3.      Pemimpin adalah seorang pemikir dan konseptual;
4.      Pemimpin bekerja melalui orang lain;
5.      Pemimpin adalah seorang penengah;
6.      Pemimpin adalah seorang politisi dalam pengertian bahwa seorang pemimpin harus mampu bertindak persuasive dan kompromi demi pengembangan tujuan organisasi;
7.      Pemimpin adalah seorang diplomat;
8.      Pemimpin adalah pengambil keputusan yang kompleks.

Salah satu indikator untuk menilai sukses atau gaagalnya seorang pemimpin secara umum, antaara lain dapat dilakukan dengan mengamati dan mencatat sifat-sifat dan kualitas mutu perilakunya, yang dipakai sebagai kriteria untuk menilai kepemimpinannya. Adapun sifat-sifat tersebut adalah meliputi:
Ø  Energi jasmaniah dan mental;
Ø  Kesadaran akan tujuan dan arah;
Ø  Antusiasme (semangat, kejujuran,dan ketulusan hati);
Ø  Keramahan dan kecintaan;
Ø  Penguasaan teknis;
Ø  Ketegasan dalam mengambil keptusan;
Ø  Kecerdasan;
Ø  Keterampilan mengajar; dan
Ø  Kepercayaan.
Dari keterngan di atas dapat diungkapkan, bahwa kepemimpinan adalah inti dari manajemen. Dalam proses aktivitas, organisasi dakwah yang melibatkan usaha bersama di antara dua orang atau lebih dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan baik manajemen, maupun kepemimpinan keduanya akan saling berkaitan. Dan secara konkrit sulit untuk dibedakan batas dalam kegiatan dakwah.

KARAKTERISTIK PEMIMPIN DAKWAH

Untuk menjalankan organisasi dakwah dibutuhkan seorang peimipin yang handal seperti yang telah dipaparkan sebelumnya. Pemipin yang ideal adalah pemimpin yang memiliki kemampuan untuk memadukan antara dimensi institusional dengan dimensi individual.
Adapun karakkter pemimpin dakwah yang ideal itu dapat dikategorikan sebagai berikut:
a)      Amanah;
b)      Memiliki ilmu dan keahlian;
c)      memilki kemampuan dan mampu merealisir;
d)     Rendah hati;
e)      Toleransi dan sabar;
f)       Benar, adil, dan dapat dipercaya;
g)      Musyawarah
h)      Cerdik dan memiliki firasat.
Setelah memaparkan beberapa karakteristik dari kepimipinan dalam sebuah manajemen, maka selanjutnya ada baiknya juga diperhatikan tentang syarat-syarat kesuksesan dalam menjalankan sebuah manajemen organisasi dakwah, di antaranya adalah seabgai berikut:
Ø  Tersedianya informasi yang memadai, dapat menertibkan dengan naik, dan mengumpulkannya pada semua lapisan anggota organisasi;
Ø  Memudahkan sebuah komunikasi antar para karyawan perusahaan dan tidak adanya perselisihan antara  atasan dengan bawahan;
Ø  Adanya insentif untuk memotivasi, memuliakan para anggota yang berpretasi, dan memberi perhatian khusus pada anggota yang teledor;
Ø  Adanya sebuah kepercayaan yang baik antara para anggota dan atasan serta elemen yang terkait lainnya dalam sebuah hubungan persaudaraan dan perjuangan yang harmonis di antara sesama meraka, disertai dengan kedesiplinan serta kepatuhan yang rasional di tempat kerja sehingga pekerjaan bisa dilakukan dengan spirit kerja sama yang bertanggung jawab;
Ø  Mengetahui potensi para anggotanya dan mengarahkannya dengan pengarahan yang baik dan sehat;
Ø  Menentukan keahlian dan otoritas, serta tidak tumpang-tindih di dalamnya;
Ø  Serius dalam menghadapi problem dan mengambil keptusan;
Ø  Kejelasan dalam menentukan tujuan organisasi atau lembaga yang harus diketahui oleh para anggota di semua level, divisi, atau departemen yang terkait.

PERAN PEMIMPIN DAKWAH DALAM PENGEMBNAGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Menurut Ichak Adizes, ada tiga peran seorang pemimpin dalam tugasnya, yaitu pertama, peran hubungan antarpribadi, kedua, peran yang berhubungan dengan inforamsi, dan ketiga, peran yang berhubungan dengan membuat keputusan.
Pemimipin dalam lembaga dakwah harus mampu menciptakan sebuah inovasi dan perubahan dalam lembaganya agar tidak berjalan secara menoton.
Ada beberapa cara positif ynag dilakukan oleh pemimpin dakwah untuk mengembangkan kemampuan  para da’i, di antaranya adalah: pertama, pemimpin dakwah harus memiliki waktu yang cukup untuk melakukan perencanaan dan pelatihan; kedua, menghadiri program pelatihan dakwah tersendiri; ketiga, menyediakan resources dan bantuan logistik serta prasarana lainnya; dan keempat, adalah membuat kebijakan-kebijakan untuk mengenali dan menghargai individu-individu yang ingin berkembang.
Namun cara yang terpenting untuk menunjukkan komitmen pada pengembangan para da’i adalah pemimipin dakwah itu sendiri harus menjadi figur  yang kreatif dan inovatif dan selalu berusaha untuk belajar ilmu dan keterampilan yang kemudian dibuktikan dalam sebuah aktualisasi realitas. Di samping menunjukkan sebuah dukungan pada pengembangan anggotanya, pemimpin dakwah juga harus menganggap kesalahan-keslahan sendiri atau orang lain mmerupakan peluang untuk kemajuan, bukan malah menyalahkannya sebagai hambatan. Para pemimpin organisasi dakwah juga harus menciptakan sebuah iklim yang kondusif untuk pertumbuhan melalui proses perumusan dan menilai setiap perkembangan dan kemajuan.

1 komentar:

Berdakwah lewat karya mengatakan...

terima kasih, sangat membantu

Posting Komentar