Kepemimpinan
dalam Manajemen Dakwah
Pemimpin
merupakan faktor
penentu dalam meraih kesuksesan dalam sebuah organisasi. Sebab pemimpin yang
sukses akan mampu mengelola organisasi, dapat memengaruhi orang lain secara
konstruktif, dan mampu menunjukkan jalan
serta tindakan yang benar yang harus dilakukan secara bersama-sama.
Para
pemimpin harus mampu mengantisipasi perubahan yang terjadi secara tiba-tiba,
dapat mengoreksi kelemahan-kelemahan, dan sanggup membawa organisasi kepada
sasaran dalam jangka waktu yang telah ditetapkan.
Sementara
itu, manajemen adalah suatu proses yang diterapkan oleh individu atau kelompok
dalam upaya melakukan koordinasi untuk mencapai suatu tujuan.
Kepemimpinan
dakwah harus dilandasi oleh konsep kepemimpinan demokratis yang menerapkan
prinsip-prinsip yang berhubungan dengan spesialisasi tugas setiap unit kesatuan,
pendelegasian wewenang dan rentang pengawasan yang konsisten. Oleh sebab itu, Pimpinan
dakwah harus memandang organisasi dakwah sebagai suatu system.
Menurut M. Bahri Ghozali, menyatakan didalam
kepemimpinan dakwah sangat menghargai aktivitas manusia sebagai penentu
keberhasilan untuk mencapai tujuan. Kepemimpinan dakwah sangat menghargai
kreativitas individu, untuk mengadakan perubahan, mendorong inovasi, menghargai
adaptasi, serta meningkatkan loyalitas dalam proses pengembangan dakwah yang
dilandasi rasa optimisme bahwa segala problema dalam kegiatan dakwah dapat
diatasi dengan baik.
Kepemimpinan
dakwah merupakan
konsep yang kompleks dan dinamis. Kompleks, karena melibatkan berbagai
komponen, sedangkan dinamis karena berkembang secara bekesinambungan. Dengan demikian, hakikat
kepemimpinan dakwah adalah kemampuan untuk memengaruhi dan meggerakkan orang
lain untuk mencapai tujuan dakwah.
Berdasarkan asumsi dan
postulat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kepemimipinan
merupakan dasar yang dimiliki manusia ynag dikenal dengan fitrah dan wujud kemampuan
untuk memngaruhi orang lain sehingga orang tersebut mengikuti orang yang
diikutinya. Jadi, seorang pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki
kemampuan dalam suatu kegiatan untuk memengaruhi orang lain sehingga terjadi
perubahan sikap pengikutnya.
Dalam
kepemimpinan dakwah efektivitas proses kepemimpinan terletak pada pengaruh
interaktif antara pemimpin dan pengikutnya. Kepemimpinan yang sukses adalah
yang mampu memengaruhi perilaku-perilaku individu dalam kapasitasnya untuk
memberikan arahan dan petunjuk, mewujudkan target umat, mengembangkan, membina,
dan menjaga kekuatan bangunannya. Ada tiga kekuatan yang ikut menentukan
efektivitas beroperasinya kepemimpinan, yaitu:
a. Faktor pribadi dengan
kualitas keunggulannya,
b. Faktor posisi sehubungan
dengan fungsi dan tugas-tugas pemimpin, dan
c. Faktor situasi dan tempat yang
khusus, yang memerlukan tipe pemimpin pula.
Dengan
demikian, sifat-sifat dari
pemimpin itu harus cocok dan sesuai dengan kebutuhan, serta relevan dengan
situasi dan kondisi.
Defenisi Kepemimpinan
dalam Konsep Manajememn Dakwah
Dalam
kepemimpinan terdapat hubungan antar-manusia, yaitu hubungan memengaruhi (dari
pemimpin) dan hubungan kepatuhan-ketaatan para pengikutnya/bahwahan karena
dipengaruhi oleh kewibawaan pemimpin. Disini kami akan ungkapkan beberapa defenisi tentang
kepemimpinan yang dikutip oleh Fred E. Fiedldler dan Martin M. Chomers, yaitu:
a. Kepemimpinan
adalah aktivitas para pemegang kekuasaan dan pembuat keputusan.
b. Kepemimpinan adalah langkah
pertama yang hasilnya berupa pola interaksi kelompok yang konsisten dan
bertujuan untuk menyelesaikan problem-problem yang saling berkaitan.
c. Kepemimpinan
adalah suatu proses memengaruhi aktivitas kelompok dalam rangka perumusan dan
pencapaian tujuan.
d. Pemimpin
adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan-khusunya pada
spesialisasi di satu
bidang, sehingga ia akan mampu mempengaruhi
orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas tertentu, demi pencapaian
satu atau beberapa tujuan. Jadi, pemimpin itu adalah orang yang memillki satu
atau beberapa kelebihan sebagai prediposisi (bakat yang dibawa dari sejak
lahir), dan merupakan kebutuhan dari satu situasi/zaman, sehingga ia akan meiliki
kekuasaan dan kewibawaan untuk mengarahkan dan membimbing bawahan.
e. Henry
Pratt Farichild menyatakan bahwa pemimpin dalam pengertian luas adalah seorang
yang memimpin dengan jalan memprakarsai
tingkah laku sosial
dengan cara mengatur, menggerakkan, mengorganisasikan, dan mengontrol usaha
atau upaya orang lain, atau melalui prestise,
kekuasaan, dan posisi. Dalam pengertian terbatas, pemimpin adalah orang yang
membimbing, memimpin dengan bantuan kualitas-kualitas persuasifnya, dan
penerimaan secara sukarela oleh para pengikutnya.
Dari
pengertian kepemimpinan yang telah dipaparkan di atas, para ahli manajemen
sepakat bahwa kepemimpinan adalah sebagai suatu konsep manajemen dalam
kehidupan organisasi yang memiliki posisi sangat strategis dan merupakan gejala
sosial yang selalu
diterapkan dalam kehidupan kelompok. Kepemimpinan berada pada posisi yang strategis karena kepemimpinan merupakan
titk sentral administrasi dari seluruh proses kegiatan organisasi. Sehingga
kepemimpinan memiliki peranan sentral di dalam menentukan dinamika
sumber-sumber yang ada.
Di
samping memilki kedudukan yang sangat strategis, kepemimpinan juga harus
dimiliki oleh orang yang menyampaikan dakwah. Karaena dalam lapangan dakwah
akan banyak terjadi interaksi atau kerja sama antara satu dengan yang lain
untuk mencapai tujuan.
Sedangkan
yang dimaksud dengan kepemimpinan dakwah adalah sikap kepemimpinan yang
dimiliki oleh seorang da’i
yang mendukung fungsinya untuk menghadapi publik dalam berbagai kondisinya. Oleh karena
itu, yang dimaksud dengan kepemimpinan manajemen dakwah adalah suatu
kepemimpinan yang fungsi dan peranannya sebagai manajer suatu organisasi atau
lembaga dakwah yang bertanggung jawab atas jalannya semua fungsi manajemen
mulai dari planning, organizing, actuating, and controlling.
Kepemimpinan
sabagai konsep manajemen dakwah dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Setiap
pemimpin haus mampu bekerja sama dengan anggota organisasi tersebut guna
mencapai hasil yang telah ditetapkan. Peranan pemimpin adalah memberikan
dorongan terhadap para da’i. oleh karena itu, kepemimpinan adalah suatu seni
bagaimana orang lain mengikuti serangkaian tindakan orang untuk mencapai tujuan.
b. Kepemimpinan
sebagai suatu bentuk persuasif dan inspirasi dalam berdakwah. Sebagai suatu
kemampuan memengaruhi umat yang dilakukan bukan melalui paksaan melainkan
melalui himbauan dan persuasif.
c. Kepemimpinan
adalah kepribadian (sebagai sifat-sifat dan watak yang dimiliki oleh seorang
pemimpin yang menunjukkan keunggulan, sehingga memilki pengaruh terhadap
bahawannya) yang memilki pengaruh. Dalam kepemimpinan dakwah ini sifat atau nilai-nilai
pribadi adalah mengacu pada akhlak Rasulullah yang merupakan sumber utama.
Adapun sifat,
cirri, atau nilai-nilai pribadi yang harus dimiliki dalam kepemimpinan
manajemen dakwah adalah:
·
Berpandangan jauh;
·
Bertindak dan bersikap
bijaksana;
·
Berpengetahuan luas;
·
Bersikap dan bertindak
adil;
·
Berpendirian teguh;
·
Optimis bahwa misinya
berhasil;
·
Berhati ikhlas;
·
Memilki kondisi fisik
yang baik; dan
·
Mampu berkomunikasi.
d. Kepemimpinan
adalah tindakan dan perilaku pemimpin sebagai serangkaian perilaku seorang da’i yang mengarahkan
kegiatan-kegiatan bersama.
e. Kepemimpinan
merupakan titik sentral proses kegiatan dakwah dalam kelompok atau organisasi
dakwah.
f. Kepemimpinan
dalam organisasi dakwah merupakan
suatu bentuk hubungan antara yang dipimipin dan yang memimpin, di mana hubungan
tersebut mecerminikan hubungan akibat kewibawaan orang yang memimpin. Dalam hal
ini, da’i lebih banyak
memengaruhi daripada dipengaruhi.
g. Kepemimpinan
sebagai sarana tujuan. Kepemimpinan memilki kekuatan yang mampu memotivasi dan
mengoordinasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
h. Kepemimpinan
merupakan hasil interaksi, kepemimpinan dalam manajemen dakwah merupakan suatu
proses hubungan sosial
antarpribadi, di mana pihak lain mengadakan penyesuian.
i.
Kepemimpinan adalah
sebuah jabatan yang harus berperan dalam suatu tindakan memenuhi pembentukan
srtruktur dan interaksi, sebagai bagian dari proses pemecahan masalah
umat.
Perlu kita
ketahui, bahwa tidak semua pemimpin adalah manajer, maka konsep manajemen dan
kepemimpinan memiliki hubungan yang berbeda.kepemimpinan merupakan salah satu
bagian dari manajemen. Untuk lebih jelasnya marilah kita perhatikan pendapat
John P. Kotter tentang perbedaan antara manajemen dan kepemimpinan sebagai
berikut:
NO
|
Tugas
Pemimpin Dakwah
|
Tugas
Manajer Dakwah
|
1
|
Mengembangkan
visi serta menetapkan arah dan strategi lembaga dakwah untuk menghasilkan
perubahan-perubahan yang dibutuhkan agar mencapai visi.
|
Menetapkan
rencana dan mengalokasikan sumber daya yang ada untuk mewujudkan rencana.
|
2
|
Mengomunikasikan tujuan yang ingin dicapai melalui
pernyataan dan perbuatan kepada siapa saja yang mungkin diberikan untuk
memberikan pengaruhnya bagi pembentukan tim yang memahami visi dan strategi
lembaga, serta menerima kebenarannya.
|
Menetapkan
struktur organisasi untuk mencapai persyaratan yang telah direncanakan dan menetapkan orang-orang
sesuai dengan struktur yang ada. Mendelegasikan tanggung jawab dan wewenang
untuk melaksanakan apa yang telah direncanakan. Menetapkan kebijaksanaan dan
prosedur untuk membantu memberikan panduan bagi orang-orang dan menciptakan
metode untuk memantau pelaksanaannya.
|
3
|
Memberikan
motivasi bagi orang-orang untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam perubahan
menuju perbaikan, dengan cara memnuhi kebutuhan manusia yang sangat mendasar
yang sering tidak terpenuhi.
|
Memantau hasil-hasil- yang dicapai dan melakukan sebuah
identifikasi penyimpangan-penyimpangan yang terjadi, serta membuat
perencanaan kegiatan atau aktivitas dakwah dan pengorganisasian dakwah untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang ada.
|
4
|
Menciptakan
sebuah perubahan, sering kali dalam taraf yang dramatis, untuk menghasilkan
perubahan yang sangat berguna bagi kemajuan perusahaan.
|
Menciptakan
taraf yang telah direncanakan untuk tetap menghasilkan output yang sesuai
dengan kebutuhan pelanggan.
|
Kepemimpinan
dalam Rangka Manajemen Dakwah
Hubungan antara
kepemimpinan, manajemen, dan dakwah merupakan
sebuah hubungan sinergis. Hubungan yang terjalin dengan erat antara ketiga
elemen ini karena ketiganya merupakan suatu proses yang melibatkan usha kerja
sama antara dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam setiap kegiatan organisasi dakwah dalam tingkat dan jenis apapun peranan manajemen dan
kepemimpinan akan saling terkait di dalamnya.
Dalam pencapaian tujuan
organisasi dakwah, manajemen merupakan sarana utama dari dakwah itu sendiri. Karena pada intinya, manajemen merupakan inti dari
kegiatan organisasi dakwah itu sendiri, karena setiap organisasi itu akan
memiliki pemimpin atau manajer yang bertanggung jawab terhadap organisasi dalam
mencapai tujuan.
Berdasarkan makna
tentang kepemimpinan, maka dapat dirumuskan tugas-tugaas seorang pemimpin
adalah sebagai berikut:
1. Mempelopori
dan bertanggung jawab atas segala kepemimpinannya.
2. Merencanakan
segala kegiatan
3. Kondisi
program
4. Evaluasi
kerja
5. Membuat
suatu kerja lanjutan
6. Pemimpin
sebagai da’i.
Tugas
bagi seorang pemimpin dalam sebuah organisasi itu menurut Stoner
diklasifikasikan menjadi delapan macam, yaitu:
1. Seorang
pemimpin memikul tanggung jawab;
2. Pemimpin
harus mampu menciptakan keseimbangan dalam rangka mencapai tujuan;
3. Pemimpin
adalah seorang pemikir dan konseptual;
4. Pemimpin
bekerja melalui orang lain;
5. Pemimpin
adalah seorang penengah;
6. Pemimpin
adalah seorang politisi dalam pengertian bahwa seorang pemimpin harus mampu bertindak
persuasive dan kompromi demi pengembangan tujuan organisasi;
7. Pemimpin
adalah seorang diplomat;
8. Pemimpin
adalah pengambil keputusan yang kompleks.
Salah satu indikator untuk menilai sukses
atau gaagalnya seorang pemimpin secara umum, antaara lain dapat dilakukan
dengan mengamati dan mencatat sifat-sifat dan kualitas mutu perilakunya, yang
dipakai sebagai kriteria
untuk menilai kepemimpinannya. Adapun sifat-sifat tersebut adalah meliputi:
Ø Energi
jasmaniah dan mental;
Ø Kesadaran
akan tujuan dan arah;
Ø Antusiasme (semangat,
kejujuran,dan ketulusan hati);
Ø Keramahan
dan kecintaan;
Ø Penguasaan
teknis;
Ø Ketegasan
dalam mengambil keptusan;
Ø Kecerdasan;
Ø Keterampilan
mengajar; dan
Ø Kepercayaan.
Dari keterngan di atas
dapat diungkapkan, bahwa
kepemimpinan adalah inti dari manajemen. Dalam proses aktivitas, organisasi
dakwah yang melibatkan usaha bersama di antara dua orang atau lebih dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan baik manajemen, maupun kepemimpinan keduanya akan
saling berkaitan. Dan secara konkrit sulit untuk dibedakan batas dalam kegiatan
dakwah.
KARAKTERISTIK
PEMIMPIN DAKWAH
Untuk menjalankan
organisasi dakwah dibutuhkan seorang peimipin yang handal seperti yang telah
dipaparkan sebelumnya. Pemipin yang ideal adalah pemimpin yang memiliki
kemampuan untuk
memadukan antara dimensi institusional dengan dimensi individual.
Adapun karakkter
pemimpin dakwah yang ideal itu dapat dikategorikan sebagai berikut:
a) Amanah;
b) Memiliki
ilmu dan keahlian;
c) memilki
kemampuan dan mampu merealisir;
d) Rendah
hati;
e) Toleransi
dan sabar;
f) Benar,
adil, dan dapat dipercaya;
g) Musyawarah
h) Cerdik
dan memiliki firasat.
Setelah memaparkan
beberapa karakteristik dari kepimipinan dalam sebuah manajemen, maka
selanjutnya ada baiknya juga diperhatikan tentang syarat-syarat kesuksesan
dalam menjalankan sebuah manajemen organisasi dakwah, di antaranya adalah
seabgai berikut:
Ø Tersedianya
informasi yang memadai, dapat
menertibkan dengan naik, dan
mengumpulkannya pada semua lapisan anggota organisasi;
Ø Memudahkan
sebuah komunikasi antar para
karyawan perusahaan dan tidak adanya perselisihan antara atasan dengan bawahan;
Ø Adanya
insentif untuk memotivasi, memuliakan para anggota yang berpretasi, dan memberi perhatian khusus pada
anggota yang teledor;
Ø Adanya sebuah kepercayaan
yang baik antara para anggota dan atasan serta elemen yang terkait lainnya
dalam sebuah hubungan persaudaraan
dan perjuangan yang harmonis di antara sesama
meraka, disertai dengan kedesiplinan serta kepatuhan yang rasional di tempat
kerja sehingga pekerjaan bisa dilakukan dengan spirit kerja sama yang bertanggung
jawab;
Ø Mengetahui
potensi para anggotanya dan mengarahkannya dengan pengarahan yang baik dan
sehat;
Ø Menentukan keahlian dan
otoritas, serta tidak tumpang-tindih di dalamnya;
Ø Serius
dalam menghadapi problem
dan mengambil keptusan;
Ø Kejelasan
dalam menentukan tujuan organisasi atau lembaga yang harus diketahui oleh para
anggota di semua level, divisi, atau departemen yang terkait.
PERAN
PEMIMPIN DAKWAH DALAM PENGEMBNAGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Menurut Ichak Adizes,
ada tiga peran seorang pemimpin dalam tugasnya, yaitu pertama, peran hubungan antarpribadi, kedua, peran yang berhubungan dengan inforamsi, dan ketiga, peran yang berhubungan dengan
membuat keputusan.
Pemimipin dalam lembaga dakwah harus
mampu menciptakan sebuah inovasi dan perubahan
dalam lembaganya agar tidak berjalan
secara menoton.
Ada beberapa cara
positif ynag dilakukan oleh pemimpin dakwah untuk mengembangkan kemampuan para da’i,
di antaranya adalah: pertama, pemimpin dakwah harus memiliki waktu yang
cukup untuk melakukan perencanaan dan pelatihan; kedua, menghadiri
program pelatihan dakwah tersendiri; ketiga, menyediakan resources dan
bantuan logistik serta prasarana lainnya; dan keempat, adalah membuat
kebijakan-kebijakan untuk mengenali dan menghargai individu-individu yang ingin
berkembang.
Namun cara yang
terpenting untuk menunjukkan komitmen pada pengembangan para da’i adalah pemimipin
dakwah itu sendiri harus menjadi figur
yang kreatif dan inovatif dan selalu berusaha untuk belajar ilmu dan
keterampilan yang kemudian dibuktikan dalam sebuah aktualisasi realitas. Di
samping menunjukkan sebuah dukungan pada pengembangan anggotanya, pemimpin
dakwah juga harus menganggap kesalahan-keslahan sendiri atau orang lain
mmerupakan peluang untuk kemajuan, bukan malah menyalahkannya sebagai hambatan.
Para pemimpin organisasi dakwah juga harus menciptakan sebuah iklim yang kondusif untuk
pertumbuhan melalui proses perumusan dan menilai setiap perkembangan dan
kemajuan.